Profesor AS Tunjukkan Gambar Nabi Muhammad Dari Abad ke 14

 Profesor AS Tunjukkan Gambar Nabi Muhammad Dari Abad ke 14

Jakarta – Seorang profesor asal Amerika Serikat (AS) menghebohkan publik. Penyebabnya dia menunjukkan gambar Nabi Muhammad dari abad ke-14 dalam perkuliahannya.


Erika Lopez Prater menunjukkan lukisan itu pada mahasiswanya di Universitas Hamline di kota St. Paul di Minnesota dalam mata kuliah seni Islam khususnya kursus seni global. Kejadian tersebut terjadi pada Oktober lalu.

Setelah itu, seorang mahasiswi bernama Aram Wedatalla keberatan dengan aksi sang profesor. Dia menyatakan jika aksi itu sebagai Islamofobia.


“Sungguh menghancurkan hati saya bahwa saya harus berdiri di sini untuk memberi tahu orang-orang bahwa ada Islamofobia dan sesuatu yang benar-benar menyakiti kita semua, bukan hanya saya,” kata siswa yang merupakan presiden Asosiasi Mahasiswa Muslim Hamline itu dikutip Al Jazeera.

Baca juga :  Wali Kota Lhokseumawe Berikan Dana Bagi Pasien ODP Rp 200 Ribu Per Hari

Bagi umat Islam sendiri penggambaran Nabi Muhammad dilarang keras. Aksi tersebut dipandang sebagai pelanggaran iman.

Tak butuh waktu lama, Universitas Hamline juga langsung mengeluarkan tindakan keras atas Prater. Kampus tersebut memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak sang profesor.

Namun Prater balik menggugat Universitas Hamline. Menurut gugatan, kampus membuat Prater sebagai bagian dari diskriminasi agama dan pencemaran nama baik dan merusak reputasi profesional hingga pribadinya.

Baca juga :  Amerika Nyatakan Takut Perang Lawan China

“Di antara hal-hal lain, Hamline, melalui administrasinya, menyebut tindakan Dr Lopez Prater sebagai ‘Islamofobia yang tidak dapat disangkal’,” kata pengacaranya dalam sebuah pernyataan.

“Komentar seperti ini, yang sekarang telah diterbitkan dalam berita di seluruh dunia, akan mengikuti Dr. Lopez Prater sepanjang kariernya, yang berpotensi mengakibatkan ketidakmampuannya untuk mendapatkan posisi tetap di lembaga pendidikan tinggi manapun.”

Pengacara Prater menyebutkan kliennya telah memberi peringatan sebelum gambar itu ditunjukkan. Selain itu dia telah memasukkan dalam silabus dan siap mengatasi siswa yang merasa tidak nyaman dengan pengajarannya.

Baca juga :  Pengakuan Anggota ISIS, Bekerjasama Dengan Amerika Untuk Teror Dan Sabotase

Pihak kampus akhirnya mengubah sikap pada kejadian itu. Presiden Universitas Hamline Fayneese Miller dan Ketua Dewan Pengawas Ellen Watters mengatakan meninjau dan memeriksa kembali tindakan yang diambil kampus. Ini terjadi karena “komunikasi, artikel, dan opini”.

Pihak kampus tidak menanggapi langsung soal gugatan Prater. Namun hanya mengatakan berencana melakukan dua percakapan publik dalam beberapa publik.

Diskusi itu terkait kebebasan akademik dan perawatan siswa. Sementara percakapan lainnya terkait kebebasan akademik dan agama.[CNBC Indonesia]



Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari Samudrapost.com. Ayo bergabung di Grup Telegram "Samudra Post", caranya klik link https://t.me/samudrapost, kemudian join. Install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel, dan nikmati berbagai kemudahannya !


Facebook Comment

Berita terkait