8 Maret Diperingati Hari Perempuan Internasional, Ini Sejarahnya

Jakarta – Setiap tahunnya pada tanggal 8 Maret, diperingati Hari Perempuan Internasional sebagai momen penting bagi wanita di seluruh dunia.

Sejarah Hari Perempuan Internasional secara resmi diakui oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1977, namun perayaan ini pertama kali muncul dari gerakan buruh di Amerika Utara dan Eropa pada pergantian abad ke-20.

Di Amerika Serikat, Hari Wanita Internasional diperingati pada tanggal 28 Februari untuk menghormati pemogokan pekerja garmen tahun 1908 di New York, yang diikuti oleh protes dari para wanita atas kondisi kerja mereka.

Sejak awal berdirinya, Hari Perempuan Internasional telah menjadi momentum global bagi wanita di negara-negara maju maupun berkembang. Gerakan perempuan internasional dan empat konferensi perempuan PBB global telah membantu memperkuat perayaan ini sebagai titik kumpul untuk memperjuangkan hak-hak perempuan dan partisipasi mereka di arena politik dan ekonomi.

Pada tahun 1910, organisasi sosialis internasional berkumpul di Kopenhagen untuk menetapkan Hari Perempuan. Keputusan tersebut kemudian disepakati oleh 100 perempuan dari 17 negara, meski tanggal perayaannya belum ditetapkan.

Baru pada tahun berikutnya, Hari Perempuan Internasional dirayakan pada tanggal 19 Maret di Austria, Jerman, Swiss, dan Denmark.

Pada masa Perang Dunia I (1913-1914), Hari Perempuan Internasional dijadikan sebagai gerakan penolakan perang. Kemudian, pada tahun 1917, para perempuan Rusia memprotes perang dengan gerakan “Roti dan Perdamaian” pada hari Minggu terakhir di bulan Februari.

Tanggal tersebut dalam kalender Masehi bertepatan dengan 8 Maret, dan sejak tahun 1975, PBB memperingati Hari Perempuan Internasional pada tanggal tersebut.

Sejak saat itu, peringatan Hari Perempuan Internasional terus dilakukan setiap tanggal 8 Maret sebagai simbol perjuangan wanita untuk kesetaraan, keadilan, dan hak asasi manusia.