Eks Tripoli Mengadu ke Apa Karya

 Eks Tripoli Mengadu ke Apa Karya

Mantan menteri pertahanan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), Zakaria Saman alias Apa Karya, berbicara dengan eks kombatan GAM jebolan Tripoli, Libya, yang mengunjungi kediamannya di Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie, Selasa (22/3/2022). | Foto Serambi Indonesia / M Nazar

Banda Aceh – Eks kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) jebolan Tripoli, Libya se Aceh, Selasa (22/3/2022), menggelar pertemuan dengan mantan Menteri Pertahanan GAM, Zakaria Saman alias Apa Karya.


Pertemuan itu dilaksanakan di rumah Apa Karya, di Kecamatan Keumala, Kabupaten Pidie.

Pertemuan ini merupakan lanjutan atas sikap eks Tripoli yang sebelumnya menyatakan tidak mengakui Muzakir Manaf atau Mualem sebagai Ketua Komite Peralihan Aceh/Partai Aceh (KPA/PA) dan Kamaruddin Abubakar atau Abu Razak sebagai Wakil Ketua KPA/PA Pusat.


Pantauan Serambi, pertemuan eks Tripoli dengan Apa Karya awalnya digelar di halaman rumah yang dipayungi dua tenda.

Dalam pertemuan itu sempat terjadi tanya jawab antara Apa Karya dengan eks Tripoli.

Mereka secara bergantian mengajukan pertanyaan dan dijawab satu per satu oleh Apa Karya.

Sesi tanya jawab itu dilakukan selama sekitar setengah jam lebih.

Pertemuan kemudian dilanjutkan secara tertutup di dalam rumah Apa Karya.

Eks Tripoli kemudian menunjuk Saifuddin Hasyim atau Din Kapla untuk menyampaikan hasil pertemuan tersebut kepada media.Kepada Serambi, Din Kapla menjelaskan, pertemuan di rumah Apa Karya merupakan bentuk pertemuan lanjutan eks Tripoli yang sebelumnya telah dilaksanakan sebanyak enam kali.

Pertemuan kali ini dia katakan, untuk mengklarifikasi pernyataan dari rekan-rekan sesama mantan kombatan GAM yang menyebutkan bahwa pengurus Komite Mu’allimin Aceh (KMA) ditetapkan dengan surat keputusan (SK).

“Saya tiga tahun duduk sebagai pengurus KMA tanpa ditetapkan dengan SK.

Tapi kenapa saat Mu’allimin duduk kembali untuk memperkuat barisan eks Tripoli, ada rekan-rekan kami yang minta SK?” tanya Din Kapla dalam bahasa Aceh.

Baca juga :  Oknum Guru di Aceh Diduga Cabuli Santri Pria Puluhan Kali

Mantan pelatih eks Tripoli ini menjelaskan, SK pengurus KMA dikeluarkan oleh almarhum Wali Nanggroe Hasan bin Muhammad Ditiro.

Sebab, eks Tripoli digembleng langsung oleh Wali Nanggroe Hasan bin Muhammad Ditiro sejak tahun 1986 hingga 1990.

Pada kesempatan itu, Din Kapla juga menegaskan bahwa ada 78 orang eks Tripoli yang hadir dan melakukan tanda tangan, menyatakan sikap tidak mengakui Mualem dan Abu Razak sebagai Ketua dan Wakil Ketua KPA/PA Pusat.

Din Kapla merasa perlu menyampaikan hal itu karena ada pihak-pihak yang menyatakan bahwa eks Tripoli yang hadir dan melakukan tanda tangan hanya 15 orang.

“Itu salah besar.

Eks Tripoli yang tidak hadir hanya 4 orang,” tukasnya.

“Dari mana mereka tahu, sedangkan mereka tidak hadir dalam pertemuan itu.

Sementara kami selalu ramai saat menggelar rapat bersama eks Tripoli,” tambah Din Kapla lagi.

Didamping eks Tripoli Muhammad Ridwan yang akrab disapa Raja Wan, Din Kapla juga mengajak seluruh mantan kombatan GAM untuk bersatu kembali, sesuai dengan amanah almarhum Wali Nanggroe Hasan bin Muhammad Ditiro.

“Wow jalan soet sebagai meuneumat, ileumei yang geupulang le Wali Nanggroe Tgk Hasan bin Muhammad Ditiro untuk na kemenangan ukeu.

Kamoe hana meutiek rakan-rakan.

Mantan tentera Tripoli peusaboh droe,” pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, pada Kamis (13/3/2022) lalu, para eks GAM jebolan Tripoli se-Aceh berkumpul di Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Aceh (PA) Pidie, kawasan Keunire, Kecamatan Pidie.

Baca juga :  Kebakaran Sumur Minyak di Aceh Timur, Ketinggian Api Mencapai 20 Meter

Dalam pertemuan itu, eks Tripoli yang dipimpin Ketua Mu’allimin Pusat Tgk H Zulkarnaini bin Hamzah atau Tgk Ni, itu menyatakan sikap tidak mengakui Mualem sebagai Ketua KPA/PA dan Abu Razak sebagai Wakil Ketua KPA/PA Pusat.

Dalam pernyataan sikap tersebut, disebutkan sejumlah poin alasan yang membuat eks Tripoli tak mengakui Mualem dan Abu Razak.

Di antaranya karena proses perdamaian tidak berjalan seperti diharapkan, seperti yang telah disepakati dalam MoU Heksinki antara Pemerintah RI dan GAM.

Terutama terkait dengan kewenangan Aceh, reintegrasi Aceh, Bendera Aceh, himne, lambang Aceh, dan lain-lain.

‘Yang Bek Ka Meupake-pake’

Sementara itu, mantan menteri pertahanan GAM, Zakaria Saman alias Apa Karya kepada Serambi menjelaskan, pertemuan dirinya dengan eks kombatan GAM jebolan Tripoli, Libya dalam rangka silaturahmi karena sudah sekian lama tak bertemu.

Apalagi saat ini dirinya juga sedang sakit.

Di samping itu, lanjut Apa Karya, dalam pertemuan itu para eks Tripoli juga menanyakan beberapa hal lain, terutama tentang Mualem (Muzakir Manaf).

“Mereka tidak mau menerima dan tidak mau mengkuti lagi Mualem sebagai Ketua KPA/PA Pusat,” ucap Apa Karya dalam bahasa Aceh.

Terkait hal ini, Apa Karya menjelaskan kepada para eks Tripoli bahwa dirinya sudah lama tidak lagi berada di Partai Aceh.

Oleh karena itu ia mengembalikan lagi keputusan kepada para eks Tripoli.

Baca juga :  Kisah WNI Positif Corona di Kamboja, Konsumsi Jahe dan Air Garam

Namun sambung Apa Karya, para eks Tripoli kemudian menegaskan bahwa ini tidak ada kaitannya dengan PA.

Tetapi sebagai kombatan GAM, mereka tidak mau mengakui dan menerima lagi Mualem.

“Hai terserahlah, peu pasai, ka peugah keudroe, meunan lon kheun (“Ya terserahlah, apa masalahnya, sampaikan aja sendiri),” ujar Apa Karya.

“Yang bek ka meupake-pake, hana get ta meupake-pake.

Masalah ureung hana get, berarti ka usul peupiyoh (Yang jangan kalian ribut-ribut, nggak bagus ribut-ribut.

Masalah orang nggak bagus, berarti usulkan untuk diberhentikan),” imbuhnya.

Saat ditanyai lebih lanjut tentang pendapat pribadinya terkait persoalan tersebut, Apa Karya mengaku tidak bisa mengatakan apa-apa.

“Tanyoe han teujeut kheun sapeu.

Sabeut atanyan meunoe, peu pasai, pakiban, nyan droe ih dimeupakat sabe-sabe eks Libya (Kita nggak bisa mengatakan apa-apa, karena persoalan itu begini, apa masalahnya, bagaimana, itu sesama eks Libya lah bersepakat),” “Lon meunoe, lon ka trep hana toe lee ngen awaknyan (Mualem dan Abu Razak), gara-gara lageinyan chit, awaknyan kepentingan droe dijaga.

Ka lapan thon lon hana lee, ka lon teubit.

Man awaknyan baro jinoe yak peugah, man tanyoe ta iem droe, tanyoe tuha (Saya begini, sudah lama tidak dekat lagi dengan mereka (Mualem dan Abu Razak), gara-gara masalah seperti itu juga, mereka menjaga kepentingannya sendiri.

Nah mereka (eks Libya) baru sekarang bicara, kita orang tua ya diam aja,” tambah Apa Karya.[aceh.tribunnews.com]



Dapatkan update berita terbaru setiap hari dari Samudrapost.com. Ayo bergabung di Grup Telegram "Samudra Post", caranya klik link https://t.me/samudrapost, kemudian join. Install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel, dan nikmati berbagai kemudahannya !


Facebook Comment

Berita terkait